Rabu, 16 November 2011

Majapahit ternyata negara islam?


kesultanan Muslim

[ternyata] Majapahit adalah kesultanan Muslim
Aslmkum kawan2, berikut adalah sedikit fakta2 di lapangan yang berhasil ditemukan oleh TK2M (Team Kajian Kesultanan Majapahit) Yogyakarta, yang telah melakukan ekspedisi di pelbagai tempat; Trowulan, Pleret, Kotagede, Demak dll.
Hasilnya sungguh mencengangkan, ternyata berpuluh tahun setelah kita merdeka, masih saja pengaruh pemerintah kolonial kuat bertengger di dalam kurikulum pelajaran sejarah di Indonesia. Berikut ini adalah foto2 yang menunjukkan bahwa majapahit ternyata kesultanan muslim di Nusantara.
1. Lambang Kesultanan Majapahit, ternyata memuat kalimat Alloh, Muhammad, Tauhid, Adam, Asma, Shifat dan Makrifat.(saat ini masih bisa disaksikan di museum Trowulan). Jujur saya tercengang ketika melihat lebih dekat. Ternyata selama ini umat Islam sedikit anti untuk meneliti atau mendatangi situs/ artefak kuno seperti ini, “Apa untungnya, nggak nambah taqwa, itu kan kerajaan Hindu.” What a mistake
2. Koin resmi kerajaan majapahit (dari tembaga) sekrang masih tersimpan di museum majapahit di Trowulan. Sekali lagi saya terkesima, karena koin “kerajaan Hindu” itu bertuliskan Laa ilaa ha illallaah muhammad rasulullaah.!!!
3. Makam pembesar majapahit.
Sebentar, ada yang aneh ya? Makam? kok ada sih makam pembesar majapahit? harusnya kan kumpulan abu, bukankah ajaran hindhu bahwa mayat itu dibakar? Ini kok ada makam-makamnya? Agama apa yang mengajarkan jenazah untuk dimakamkan? Hindhu kah?
Itu belum seberapa, coba lihatlah Nisannya, apa tulisan yang terukir di sana? Laa ilaa ha illallaah muhammad rasulullaah.!!!
Dalam kompleks makam ini ada sebuah nisan bertuliskan “Gajah PerMada”. Mungkinkah…….ia……
4. Enkripsi pada kompleks makam majapahit yang kini jadi tempat ritual musyrik (karena tak ada para da’i yang ke tempat itu karena menganggapnya mistik Hindu dan daerah “musyrik” –> dan terkabullah do’a itu). Padahal apa enkripsi (tulisan ) yang terukir di sana? saksikan sendiri
wajib dibaca[/b]]Sejak memasuki Sekolah Dasar, kita sudah disuguhi pemahaman bahwa Majapahit adalah sebuah kerajaan Hindu terbesar yang pernah ada dalam sejarah masa lalu kepulauan Nusantra yang kini dkenal Indonesia.
Setelah sekian lama berkutat dengan beragam fakta dan data arkeologis, sosiologis dan antropolis, maka Tim kemudian menerbitkannya dalam sebuah buku awal berjudul “Kesultanan Majapahit, Fakta Sejarah Yang Tersembunyi.”
Sejarah Majapahit yang dikenal selama ini di kalangan masyarakat adalah sejarah yang disesuaikan untuk kepentingan penjajah (Belanda) yang ingin terus bercokol di kepulauan Nusantara.
Akibatnya, sejarah masa lampau yang berkaitan dengan kawasan ini dibuat untuk kepentingan tersebut.
Hal ini dapat pula dianalogikan dengan sejarah mengenai PKI.
Sejarah yang berkaitan dengan partai komunis ini yang dibuat di masa Orde Baru tentu berbeda dengan sejarah PKI yang dibuat di era Orde Lama dan bahkan era reformasi saat ini.
Hal ini karena berkaitan dengan kepentingan masing-masing dalam membuat sejarah tersebut.
Dalam konteks Majapahit, Belanda berkepentingan untuk menguasai Nusantara yang mayoritas penduduknya adalah Muslim.
Untuk itu, diciptakanlah pemahaman bahwa Majapahit yang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia adalah kerajaan Hindu dan Islam masuk ke Nusantara belakangan dengan mendobrak tatanan yang sudah berkembang dan ada dalam masyarakat.
Apa yang diungkapkan oleh buku ini tentu memiliki bukti berupa fakta dan data yang selama ini tersembunyi atau sengaja disembunyikan.
Beberapa fakta dan data yang menguatkan keyakinan bahwa kerajaan Majpahit sesungguhnya adalah kerajaan Islam atau Kesultanan Majapahit adalah sebagai berikut:
1. Ditemukan atau adanya koin-koin emas Majapahit yang bertuliskan kata-kata “La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah.”
Koin semacam ini dapat ditemukan dalam Museum Majapahit di kawasan Trowulan Mojokerto Jawa Timur.
Koin adalah alat pembayaran resmi yang berlaku di sebuah wilayah kerajaan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sangat tidak mungkin sebuah kerajaan Hindu memiliki alat pembayaran resmi berupa koin emas bertuliskan kata-kata Tauhid.
2. Pada batu nisan Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang selama ini dikenal sebagai Wali pertama dalam sistem Wali Songo yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa terdapat tulisan yang menyatakan bahwa beliau adalah Qadhi atau hakim agama Islam kerajaan Majapahit.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Agama Islam adalah agama resmi yang dianut oleh Majapahit karena memiliki Qadhi yang dalam sebuah kerajaan berperan sebagai hakim agama dan penasehat bidang agama bagi sebuah kesultanan atau kerajaan Islam.
3. Pada lambang Majapahit yang berupa delapan sinar matahari terdapat beberapa tulisan Arab, yaitu shifat, asma, ma’rifat, Adam, Muhammad, Allah, tauhid dan dzat.
Kata-kata yang beraksara Arab ini terdapat di antara sinar-sinar matahari yang ada pada lambang Majapahit ini.
Untuk lebih mendekatkan pemahaman mengenai lambang Majapahit ini, maka dapat dilihat pada logo Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, atau dapat pula dilihat pada logo yang digunakan Muhammadiyah.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Majapahit sesungguhnya adalah Kerajaan Islam atau Kesultanan Islam karena menggunakan logo resmi yang memakai simbol-simbol Islam.
4. Pendiri Majapahit, Raden Wijaya, adalah seorang Muslim.
Hal ini karena Raden Wijaya merupakan cucu dari Raja Sunda, Prabu Guru Dharmasiksa yang sekaligus juga ulama Islam Pasundan yang mengajarkan hidup prihatin layaknya ajaran-ajaran suf, sedangkan neneknya adalah seorang Muslimah, keturunan dari penguasa Sriwijaya.
Meskipun bergelar Kertarajasa Jayawardhana yang sangat bernuasa Hindu karena menggunakan bahasa Sanskerta, tetapi bukan lantas menjadi justifikasi bahwa beliau adalah seorang penganut Hindu.
Bahasa Sanskerta di masa lalu lazim digunakan untuk memberi penghormatan yang tinggi kepada seseorang, apalagi seorang raja.
Gelar seperti inipun hingga saat ini masih digunakan oleh para raja Muslim Jawa, seperti Hamengku Buwono dan Paku Alam Yogyakarta serta Paku Buwono di Solo.
Disamping itu, Gajah Mada yang menjadi Patih Majapahit yang sangat terkenal terutama karena Sumpah Palapanya ternyata adalah seorang Muslim.
Hal ini karena nama aslinya adalah Gajahmada, seorang ulama Islam yang mengabdikan kemampuannya dengan menjadi Patih di Kerajaan Majapahit.
Hanya saja, untuk lebih memudahkan penyebutan yang biasanya berlaku dalam masyarakat Jawa, maka digunakan Gajahmada saja.
Dengan demikian, penulisan Gajah Mada yang benar adalah Gajahmada dan bukan Gajah Mada.
Pada nisan makam Gajahmada di Mojokerto pun terdapat tulisan “La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah” yang menunjukkan bahwa Patih yang biasa dikenal masyarakat sebagai Syeikh Mada setelah pengunduran dirinya sebagai Patih Majapatih ini adalah seorang Muslim.
5. Jika fakta-fakta di atas masih berkaitan dengan internal Majapahit, maka fakta-fakta berikut berhubungan dengan sejarah dunia secara global.
Sebagaimana diketahui bahwa 1253 M, tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan menyerbu Baghdad yang dikatakan sebagai pembalasan terhadap sikap para penguasa Abbasiyah yang seringkali menghina dan menistakan keturunan Rasulullah.
Akibatnya, Timur Tengah berada dalam situasi yang berkecamuk dan terjebak dalam kondisi konflik yang tidak menentu.
Dampak selanjutnya adalah terjadinya eksodus besar-besaran kaum Muslim dari Timur Tengah, terutama para keturunan Nabi yang biasa dikenal dengan Allawiyah.
Kelompok ini sebagian besar menuju kawasan Nuswantara (Nusantara) yang memang dikenal memiliki tempat-tempat yang eksotis dan kaya dengan sumberdaya alam dan kemudian menetap dan beranakpinak di tempat ini.
Dari keturunan pada pendatang inilah sebagian besar penguasa beragam kerajaan Nusantara berasal, tanpa terkecuali Majapahit.
Iniilah beberapa bukti dari fakta dan data yang mengungkapkan bahwa sesungguhnya Majapahit adalah Kesultanan Islam yang berkuasa di sebagian besar kawasan yang kini dikenal sebagai Asia Tenggara ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar